...
0
0
Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku

Ancaman Tersembunyi di Balik Depresi

avatar Fatimah Ayu Fernandasari 23 Oct 2024 131 Pembaca
23 Oct 2024 131 Pembaca

Depresi bukan hanya tentang perasaan sedih dan hilangnya motivasi. Tetapi, juga tentang perjuangan seseorang menemukan support system yang mau mendengar, mengerti, dan membantu mendampingi ketika berjuang pulih dari depresi. 


Sayangnya beberapa orang yang belum beruntung, mereka justru memperoleh penolakan dan pengabaian ketika mengalami depresi yang membuat mereka enggan lagi terbuka dan kehilangan harapan untuk pulih dari depresi.


Survey Mental Health America (MHA) menyebutkan 56% individu enggan untuk mencari bantuan dan memilih menyembunyikan gejala depresi karena takut dianggap lemah. Data ini cukup selaras dengan survey American Psychological Association (APA) bahwa lebih dari 30% individu dewasa merasa malu bercerita atau mencari pertolongan ketika menemukan dirinya memiliki gejala depresi. 


Masih tingginya stigma dari masyarakat akhirnya membuat seseorang memilih bersikap seolah tidak ada masalah dan berjuang sendiri melawan depresi tanpa bantuan profesional. Padahal dalam jangka panjang, keputusan untuk tidak mencari bantuan profesional dapat memperburuk kondisi mental dan emosional mereka.


BACA JUGA: Alasan Seseorang Sembunyikan Depresi dari Orang Terdekat


Penelitian menunjukan bahwa semakin lama mengabaikan gejala depresi dan menunda pemulihan depresi, dapat memicu dampak seperti:


  1. Munculnya stress dan kecemasan


National Institute of Mental Health (NIMH) dan American Psychological Association (APA) mencatat menunda pengobatan depresi dapat memicu peningkatan tingkat stress dan kecemasan karena adanya perasaan terisolasi dan ketidakmampuan untuk mengatasi tekanan


  1. Memicu munculnya self-harm 


Journal of Affective Disorder menyebutkan bahwa seseorang yang merasakan emosi atau gejala negatif akibat depresi sering memilih negative coping untuk melampiaskan emosi, menghilangkan mati rasa, maupun memberikan kelegaan yang sulit diperoleh apabila melakukan positive coping 


BACA JUGA: Emotional Numbness, Ketika Kamu Merasakan Kekosongan Emosi


  1. Kehilangan motivasi dan menurunkan minat


Studi Frontiers in Psychology menjelaskan bahwa penurunan hormon dopamin memicu berkurangnya motivasi dan minat seseorang terhadap aktivitas yang sebelumnya menyenangkan. Bahkan, seseorang menjadi kesulitan dalam mengelola emosi sehingga cenderung kehilangan minat terhadap hal dulu disukai


  1. Meragukan tujuan hidup


Studi American Journal of Affective Disorder menunjukkan bahwa seseorang dengan depresi memunculkan distorsi kognitif yang memicu seseorang meragukan kemampuan mereka walaupun memiliki kemampuan atau sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut


  1. Sulit mengendalikan emosi


Studi Frontiers in Human Neuroscience menyebutkan otak seseorang dengan depresi terjadi peningkatan aktivitas amigdala dan penurunan fungsi prefrontal cortex sehingga mengganggu kemampuan seseorang untuk mengelola dan merespon emosi


  1. Muncul permasalahan tidur


Journal of Affective Disorder menjelaskan seseorang dengan depresi cenderung mengalami penurunan kualitas tidur karena kesulitan untuk tidur dan sering terbangun di tengah malam. Ditambah dengan tingginya hormon kortisol yang membuat seseorang tetap terjaga, walaupun tubuh membutuhkan istirahat


Sebenarnya, mencari bantuan profesional psikolog maupun psikiater adalah langkah penting untuk pulih dari depresi. Dengan dibantu oleh orang yang tepat seseorang dapat mencari tahu alasan munculnya depresi, langkah untuk pulih dari depresi, maupun tips mencegah kekambuhan dari depresi di masa mendatang. 


Yuk, untukmu yang ingin memulai langkah pulih dari depresi bisa mulai dengan mengkonsultasikan permasalahan bersama psikolog ibunda.id ataupun mengikuti Kelas Online InsightMe: Saatnya Bangkit dari Depresi bersama dr. Jiemi Ardian Sp.KJ. 


Untuk informasi kelas selengkapnya, klik disini ya!


Referensi:

  • American Psychological Association (APA)

  • American Journal of Affective Disorder

  • Frontiers in Psychology

  • Frontiers in Human Neuroscience

  • Journal of Affective Disorder

  • Mental Health America (MHA)

  • National Institute of Mental Health (NIMH) 

 

Kategori : Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku

Masih Mau Baca-Baca Lagi?
Coba Cek Artikel Ini!

Anak & Remaja Ibunda.id dan Eternal Dream Berkomitmen Menghadirkan Game untuk Promosi dan Pencegahan Kesehatan Mental di Indonesia

Jakarta, 13 Desember 2024 – Ibunda.id, platform kesehatan mental terkemuka di Indonesia, dengan bangga mengumumkan kerjasama eksklusif dengan Eternal ...

Keluarga , Masalah Diri , Trauma Mother Wound: Mengenal Luka Inner Child yang Disebabkan Oleh Ibu

Banyak yang memimpikan tumbuh besar dengan keluarga yang bisa menerima anak apa adanya, mencintai tanpa syarat, dan memberikan anak tempat untuk berdi ...

Hubungan Relasi , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Micro Cheating: Deteksi Awal Ancaman Perselingkuhan dalam Hubunganmu

Micro cheating adalah perilaku kecil yang sering dianggap sebagai bentuk keramahan, namun sebenarnya berpotensi merusak kepercayaan dalam hubungan. Wa ...

Komentar ( 0 )

Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id